Pantau Lahan Pertanian Terdampak Banjir, Dispertahortbun Sumenep Fasilitasi Klaim Asuransi Petani

  • Whatsapp

Madurazone. SUMENEP – Banjir yang merendam sejumlah lahan pertanian di tiga Kecamatan mendapatkan perhatian serius Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (Disperthortbun) Sumenep, Madura, Jawa Timur. Bahkan, Kepala instansi tersebut, Arif Firmanto langsung turun kepada petani terdampak.

Arif Firmanto turun ke lapangan bersama Kasi Produksi Tanaman Pangan, Korluh dan PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan) serta Perwakilan PT Jasindo. Hal ini dilakukan untuk melihat langsung kondisi petani dan lahannya pertaniannya yang terkena banjir pada Selasa lalu (18/2/2020). Selain itu, tim juga melakukan identifikasi lahan terdampak kepada petani.

Muat Lebih

Pantauan itu dilakukan di tiga kecamatan, yakni Kecamatan Lenteng tepatnya di Desa Sendir, dan Kecamatan Batuan tepatnya di Desa Patean dan Gelugur. Kemudian, juga di Kecamatan Saronggi, yaitu di desa Nambakor, Saronggi dan Muangan. Sebab, di tiga kecamatan lahan pertanian menjadi dampak yang agak parah terkena genangan air.

Dalam pantaunnya, Arif Firmanto dan tim tak hanya melihat dari kejauhan, mereka langsung menyisir sawah, menembus air dan lumpur yang mengenang di lahan pertanian. Satu persatu lahan pertanian, dilewatinya. Bahkan, tak peduli hujan mengguyur tetap dilaluinya. Hal ini dilakukan untuk akurasi data lahan terdampak, dan wujud kepedulian kepada petani.

Kepala Dispertahortbun Arif Firmanto menjelaskan, dari hasil turun lapangan yang dilakukan pihaknya bersama tim ditemukan lahan terdampak banjir menyusut dari laporannya. Saat ini, hanya ada 24 hektar lahan pertanian yang tergenang banjir dan telah terdaftar dalam AUTP (Asuransi Usaha Tani Padi). “Setelah dilakukan identifikasi dengan menggunakan aplikasi GPS Fields Area Measure, maka didapat lahan terdampak banjir sebanyak 24 hektar,” katanya.

Rinciannya, sambung dia, di Kecamatan Lenteng, untuk Desa Sendir sebanyak 14,8 hektar, Kecamatan Batuan, Desa Patean sebanyak 4,5 hektar. Lalu, di Kecamatan Saronggi, di Desa Nambakor terdapat 2,4 hektar, Desa Saronggi 2 hektar, terakhir di Desa Muangan 0,3 hektar. “Ke lapangan, kami mendata melibatkan kelompok tani,” ungkapnya.

Menurut Arif Firmanto petani yang lahannya terdampak itu akan diajukan asuransi bagi yang ikut AUTP. Sehingga, para petani bisa melakukan klaim asuransi juga. “Sementara ada juga yang terdampak di Gelugur dan Torbang, namun di dua desa ini tidak ikut AUTP,” ungkapnya dengan nada serius.

Pihaknya juga menyatakan akan bertemu dengan PT Jasindo selaku perusahaan asuransi, dengan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jatim, Senin (24/2/2020). Itu akan dilakukan bersamaan dengan Rapat Kordinasi (Rakor) sosialisasi AUTP di Kantor Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Pemprov Jatim.

“Teknisnya nanti akan dibicarakan tentang pengajuan klaim asuransi petani. Sebenarnya, kami juga sudah melaporlan ke Kadistan Jatim Melaui WhatsApp Group Kadistan se JATIM dan disarankan untuk mengajukan bantuan benih. Dan, berharap banjir segera teratasi,” pungkasnya.

Pemantauan Kadispertahortbun Sumenep ke lahan pertanian terdampak banjir ini mendapat apresiasi dari petani. Sebab, dinilai cukup peduli dan memerhatikan petani yang lagi bermasalah. Bahkan, petani menilai baru pertama kali seorang kadis turun langsung ke lapangan dan becek-becekan di sawah.

“Kami sangat sangat apresiatif. Dan salut kepada pak kadis yang turun langsung. Berarti pemerintah dan peduli akan nasib petani. Dan tidak tidur berarti,” kata AlFarisi, dan Alim salah satu petani di Desa Sendir. (nz/yt)

Pos terkait