Hairul Anwar dan Komunikasi “Panaongan”

  • Whatsapp

MADURAZONE : SOSOK Hairul Anwar bukan nama baru di kalangan pengusaha maupun politisi, baik nasional maupun lokal Sumenep. Namanya cukup kesohor di tanah Aria Wiraraja. Di bidang usaha, dia terbilang cukup sukses dibandingkan rekan seangkatannya. Demikian pula karir politiknya cukup melejit. Sehingga, pria kelahiran 18 Agustus 1980 ini cukup disegani oleh kawan maupun lawan. Maka, tak salah jika sosok rupawan ini digadang-gadang dalam kontestasi politik pemilihan kepala daerah (Pilkada) mendatang.

Dalam bidang bisnis, banyak usaha yang dia tekuni. Pria asal Pasongsongan menjadi distributor, seperti Semen, Asbuton dan sejumlah komoditas lainnya. Namun, banyak orang mengenal sebagai kontraktor utamanya berkaitan dengan kelistrikan. Tak hanya, dengan kecerdasan yang dimiliki di bidang teknik, dia menjadi pelaksana energi terbarukan di Kabupaten dengan slogan Sumekar ini. Dunia kelistrikan setidaknya memberikan azas manfaat bagi masyarakat, dan ini dilakukan saat menggarap jaringan listrik di pulau Giliraja.

Muat Lebih

Di bidang politik, suami dari Noviana Citrayati termasuk cukup cemerlang. Saat ini, dia menjabat sebagai Ketua DPD BM PAN Sumenep. Dia juga terbilang dekat dengan sejumlah politisi Nasional, termasuk kedekatan dengan mantan Wagub DKI Sandiaga Uno. Terbukti, dia berhasil mendatang mantan cawapres itu ke kota keris ini. Tak hanya itu, kemenangan Prabowo Sandi di Kabupaten ujung Timur pulau Madura ini. Menjadi barometer kehebatan Hairul. Sehingga, dinilai punya basis untuk melenggang menjadi salah satu sosok pemimpin masa depan pulau garam ini.

Setidaknya, pengalaman tersebut menjadi kekuatan dasar untuk menjadi calon pemimpin Sumenep. Apalagi, orangnya terbilang cukup suple dan mudah berkomunikasi dengan teman sejawatnya, komunikasi lintas partai politik (parpol). Sehingga, keberadaanya mudah diterima oleh semua kalangan. Bagi Hairul, berkomunikasi dengan orang tak pernah dibedakan, ia menganggap semua sama, tak beda kelas rendah maupun elitis atau borjuis. Bahkan, dia akan sangat baik kepada orang yang tak mampu, tutur katanya santun dan penuh kekeluargaan.

Kesuksesan tak membuat dirinya silau. Cara berkomunikasi dengan orang cukup bagus. Dia tidak menjadikan objek komunikasinya sebagai benda mati, melainkan benda yang bebas untuk berdialogis. Otomatis, akan menerima segala masukan dan advice orang lain. Rekonsiliasi menjadi konstruksi komunikasi yang baik. Bahkan, tak pernah terlintas ada bangunan komunikasi defensif yang disampaikan. Setidaknya, komunikasi yang dihadirkan adalah dialog bebas antara subjek dan objek. Meminjam istilah Martin Buber, seorang Filosof, komunikasi yang baik menempatkan subjek dan objek pada ruang bebas (I-Thou), sehingga subjek tak merasa paling benar, bukan komunikasi I-It, yang menjadikan objek pasif dan cenderung defensif.

Di era Demokrasi, komunikasi baik menjadi syarat penting untuk menjadi pemimpin sebuah daerah atau negara. Sebab, jika komunikasi tidak baik dan cenderung tidak sehat hanya akan menghadirkan kegaduhan. Hal ini mengingat partisipasi publik cukup kuat di era Demokrasi, utamanya mengambil kebijakan politis. Angin komunikasi yang cukup apik akan memberikan kesan pro rakyat, dan menghindari konflik. Semua aspirasi rakyatnya akan menjadi pertimbangan nyata untuk kebijakannya.

Nah, dalam konteks ini tentu tak salah jika Hairul Anwar digadang menjadi calon dalam Pilkada tahun ini. Sebab, dia dianggap mampu menjalin komunikasi dengan parpol dalam memberikan dukungan. Sosoknya dianggap mampu membangun komunikasi yang penuh dan total, karena komunikasi yang dibangun bukan menegasikan dan merendahkan namun mensejajarkan. Inilah esensi politik dalam membuka ruang komunikasi publik.

Panaongan Dalam Kilasan

Di kalangan aktifis Hairul Anwar disematkan sebagai “Panaongan”. Sebab, dia bisa menjadi tempat berteduh di kala panas maupun hujan. Namun, tak hanya aktifis, sejumlah warga juga tak lepas dari bayang-bayangnya. Maklum, Direktur Madura Energy ini dikenal sebagai sosok dermawan, yang dengan mudah untuk berbagi pada sesama, apalagi aktifis yang ada di Kabupaten ujung Timur Pulau Madura ini.

Sehingga, setiap hari kantornya cukup ramai, tak kalah dengan kantor pimpinan OPD (Organisasi Perangkat Daerah). Bahkan, lebih ramai, karena mudah ditemui dibandingkan pimpinan OPD.

Istilah “Panaongan” bukan identik dengan tempat atau makam wali yang ada di Kecamatan Pasongsongan. Meski Hairul Anwar juga berasal dari Kecamatan yang sama. Tapi, tak lebih dia sebagai sosok yang mengayomi kepada sesama, karena dia cukup dermawan dan sering berbagi. Sehingga, ketika ditakdirkan menjadi pemimpin, dia akan memberikan ruang pada warganya untuk ikut menikmati. (wallahua’lam bisshawab)

*ikhtisar testimoni*

Pos terkait