Madurazone.co, Sumenep – Kekhawatiran petani akan tembakau tak terbeli pihak pabrikan dibantah Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan (Dispertahortbun) Sumenep, Madura, Jawa Timur.
Instansi pimpinan Arif Firmanto ini mengklaim jika tembakau petani daun emas ini akan terbeli semua. Hanya saja, saat ini pembelian difokuskan untuk tembakau di lahan gunung dan tegal. Sebab, kualitasnya lebih bagus dibandingkan sawah.
“Saat ini masih akan melakukan pembelian untuk tegal dan gunung. Baru setelah itu ke tembakau sawah. Kualitas tegal dan gunung memang bagus, makin lama harumnya makin manis. Tapi, kalau sawah ditimbun baunya berkurang, ” kata Arif Firmanto.
Kendati demikian, pihaknya memastikan tembakau lahan sawah pasti akan terjual juga akhirnya. Hanya saja soal harga disesuaikan dengan kualitas tembakau. “Kalau saat ini harba terendah bisa mencapai Rp 32 ribu per kilogram, ” ucap pria tampan ini.
Kendati demikian, sambung dia, pihaknya terus melakukan berbagai upaya agar tembakau petani terjual. Salah satunya, memerintahkan PPL untuk mendata dan mengawal tembakau petani. “Jadi, sudah kami kawal. Setelah ada masalah langsung dicarikan solusi. Jika ada tembakau tak laku, bisa langsung dikabarkan, ” ucapnya.
Intinya, pihaknya tidak tinggal diam melihat kondisi petani tembakau. Asalkan petani juga menjaga kualitas. Yakni, tidak panen muda dan tidak dicampuri gula. “Karena kalau panen muda dan pakai gula tidak bagus kualitasnya, ” tuturnya.
Bahkan, terang dia, pihaknya terus memantau perkembangan di lapangan, baik kualitas maupun harga. Tak segan-segan untuk turun lapangan, meninjau tembakau petani. “Ya, jelas kami tidak tinggal diam. Mari bergendeng bersama,” ungkapnya.
Selain itu, pihaknya juga mengusulkan SK tim monitoring pengendalian dan pengawasan pembelian atau penjualan tembakau Madura. “Itu agar terkendali dengan baik. Dan, menjadj tugas bersama, ” tukasnya.
Sementara itu, petani tembakau terus was-was dengan kondisi harga tembakau yang terus memprihatinkan. Sebab, harga tembakau rajangan sudah terjun bebas. Ironisnya, harga tembakau per kilogram ada yang Rp 20 ribu.
“Sekarang ada tembakau petani yang sudah terjual dengan harga Rp 20 ribu perkilogram, ” kata Yasid, salah satu petani tembakau.
Jika dengan harga segitu, sambung dia, maka petani dipastikan mengalami kerugian. Tidak mencukupi dengan biaya modal yang dikeluarkan. “Jika harga segitu, hancur petani. Jadi, kami butuh perhatian, ” tukasnya. (nz/yt)