Madurazone.co, Sumenep – Musim kemarau panjang, di Sumenep, Madura, Jawa Timur berdampak. Sedikitnya 10 kecamatan di Kabupaten ujung timur pulau Madura ini mengalami kekeringan. Itu sesuai dari data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat.
Sementara daru 10 kecamatan itu, 10 desa mengalami kering kritis, dan 17 lainnya kering langka. satunya Desa Montorna dan Prancak Kecamatan Pasongsongan, Desa Juruan daja, Badur, dan Tengedan, Kecamatan Batuputih, kemudian Desa Jangkong dan Desa Batang-batang daya Kecamatan Batang-batang.
Kepala BPBD Sumenep Rahman Riadi mengatakan desa masuk kategori kering langka apabila masyarakat untuk mendapatkan air bersih harus menempuh jarak diatas 3 kilometer.
“Sementara kriteria desa kering langka apabila untuk mendapatkan air bersih berjarak 0,5 – 3 kilometer,” katanya saat dikonfirmasi.
Adapun desa yang masuk kategori kering langka salah satunya Desa Langsar, Tanah Merah Kecamatan Saronggi. Kemudian Desa Buntelan dan Larangan Burma Kecamatan Batu Putih.
Rahman Riadi mengatakan tahun ini kekeringan tidak hanya melanda di daerah daratan, melainkan juga terjadi di sejumlah kepulauan babupaten Berlambangkan kuda terbang ini.
Kepala BPBD Sumenep, Abd Rahman Riadi mengaku telah mendapatkan laporan adanya kekeringan langka di Desa Saor Saebus dan Desa Sakala, Kecamatan/Pulau Sapeken.
“Untuk kekeringan yang terjadi di Kecamatan Sapeken, kami tidak bisa mengintervensi, karena memang jaraknya jauh,” katanya.
Untuk menanggulangi persoalan tersebut, Pemerintah Daerah mengajukan penhadaan perahu tandon kepada Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Nantinya perahu tersebut akan digunakan untuk mengangkut air bersih dari pulau terdekat yang kebutuhan air bersihnya tercukupi.
“Di Sepeken banyak desa/pulau yang kekurangan air bersih, seperti di Saur Saebus dan Sakala. Sedangkan desa sebelahnya kelebihan air bersih. Sehingga mereka membutuhkan perahu tandon. Kami upayakan dan nanti ketika dapat perahu akan diserahkan ke Pokmas untuk dikelola,” tegasnya. (nz/yt)