Madurazone.co, Pamekasan – Masih maraknya PKL (Pedagang Kaki Lima) di Pamekasan, Madura, Jawa Timur yang menempati Ruang Terbuka Hijau (RTH), membuat ketua komisi I DPRD setempat angkat bicara. Menurutnya, itu terjadi akibat penataan kota yang tidak merata.
“Banyak akses ruang terbuka hijau (RTH) yang justru dimanfaatkan para pedagang kaki lima (PKL) untuk menggelar dagangan. Itu karena penataan hanya di jalan umum, tidak masuk kelurahan apalagi sampai ke gang-gang, ” kata ketua komisi I DPRD Sumenep Ismail.
Politisi dari Partai Demokrat itu menyatakan, menyebarluasnya PKL di perkotaan tidak hanya bertumpu di Monumen Arek Lancor dan stasiun eks Stasiun Kereta Api. Namun, sebagian pula ada yang memanfaatkan kawasan-kawasan terlarang seperti trotoar. Selain itu, pasar tumpah di sebagian lokasi juga belum teratasi pemerintah.
“Seperti di lokasi CLM, dan Jalan Tjokroatmojo Parterker. Dua lokasi ini dari dulu belum ditangani pemerintah,” tuturnya.
Dari itu, lanjut Ismail, penataan kota di Pamekasan hanya bagus dari sisi luarnya. Namun ketika dicek di sisi dalamnya, rata-rata di jalan-jalan kecil dijadikan akses pertumbuhan pasar tumpah. Apabila hal itu dibiarkan, kota akan semakin semrawut.
“Ini kalau tidak ada penyelesaian dari pemerintah kota di sini akan semrawut. Mereka perlu diberi tempat khusus,” ungkapnya. (tr/red)