Madurazone.co, Sumenep – DPKS Sumenep, Madura, Jawa Timur memprotes rencana dinas pendidikan (Disdik) menerapkan bahasa Madura masuk muatan lokal. Pasalnya, di kota Sumekar ini banyak memiliki gaya bahasa madura, apalagi di Kepulauan.
“Kami mengingatkan kepada Dinas Pendidikan agar tidak buru-buru launching, tapi harus merumuskan sebuah program besar ini, karena ini berdampak luas,” kata Badrul Al-Razy, Juru bicara DPKS.
Menurutnya, dalam perumusan program muatan lokal bahasa Madura di Kabupaten Sumenep harus memperhatikan bahasa lokal yang ada di Kabupaten Sumenep. “Jika mau menggunakan standart bahasa Madura harus ditentukan terlebih dahulu Bahasa Madura yang baku yang mana, daerah mana yang mau digunakan dalam muatan lolak pendidikan di sekolah, ” ujarnya.
Sebab di Kabupaten Sumenep banyak bahasa daerah yang digunakan oleh masyarakat dalam berinteraksi setiap harinya, salah satunya di daerah Sapaken, Kangean dan lainnya.
“Sumenep ini terdiri dari banyak pulau, kalau menggunakan bahasa Madura, terus mau mengguanakan bahasa daerah yang mana, jika bahasa Madura daerah Sapaken, apa tidak ada kendala,” sambungnya.
“Paling tidak FGD dulu, dengan melibatkan, budayawan, melibatkan ahli bahasa, melibatkan akademisi yang memang kompeten di bidang itu,” imbuhnya.
Sebelumnya, Dinas Pendidikan Kabupaten Sumenep mewacanakan akan menerapkan kebijakan waji berbahasa Madura di seluruh lembaga Pendidikan tingakat SD dan SMP pada tahun 2018. (nz/yt)