Resmikan Empat Pasar, Bupati Sumenep Tekankan jadi Pusat Kreatifitas Ekonomi Masyarakat

  • Whatsapp

Madurazone.co, Sumenep – Bupati Sumenep, Madura, Jawa Timur Dr. KH. A. Busyro Karim meresmikan empat pasar yang dibangun 2017 lalu, di Pasar Ambunten, Selasa (13/2/2018). Peresmian itu ditandai dengan penandatangan prasasti oleh orang nomor satu di lingkungan pemkab kota Sumekar ini.

Penandatangan prasasti itu dilakukan dengan pendampingan kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Syaiful Bahri. Hadir juga pada kesempatan itu, ketua DPRD Herman Dali Kusuma, Pimpinan OPD (Organisasi Perangkat Daerah). Sejumlah camat ikut hadir, termasuk sejumlah undangan.

Muat Lebih

Ke empat pasar yang diresmikan itu adalah Pasar Ambunten, Gapura dan Batang-batang. Ketiga pasar ini menggunakan dana APBD Sumenep sebesar Rp 7,5 miliyar. Kemudian, Pasar Kebundadap Kecamatan Saronggi dengan menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp 6 miliar. Jadi, anggaran keseluruhan sekitar Rp 13,5 miliar.

Bupati Sumenep Dr. A. Busyro Karim dalam sambutannya menjelaskan, peresmian keempat pasar ini sebagai bentuk perhatian pemerintah dalam melakukan revitalisasi pasar. “Ini Komitmen pemerintah dalam mengembankan pasar tradisional sebagai program perioritas, ” katanya.

Sebab, sambung dia, kebutuhan masyarakat atas pasar tradisional memang masih terbilang cukup tinggi, dan masih memjadi jantung perekonomian. Sehingga, perlu direvitaliasi. “Terbukti 2017 sudah menganggarkan Rp 13,5 miliar lebih tinggi dari tahun sebelumnya yang hanya Rp 4,9 miliar, ” ungkapnya.

Bahkan, terang dia, saat ini Sumenep memiliki 38 pasar yang dikelola oleh pemerintah daerah. Juga, 58 pasar desa. “Keberadaanya sudah menjadi pusat ekonomi masyarakat yang wajib dikembangkan di masa mendatang,” ungkapnya.

Untuk itu, pihaknya meminta agar keberadaan pasar itu menjadi pusat kreatifitas ekonomi masyarakat, disamping menjadi pusat belanja. Sehingga, perekonomian menjadi tumbuh, produk lokal harus menjadi perhatian. “Yang terpenting juga, jadikan pasae tempat yang aman dan nyaman. Sehingga, tidak beralih ke pasar modern, ” tuturnya.

Kepala Disperindag Sumenep Syaiful Bahri menjelaskan, keberadaan pasar tersebut harus dimanfaatkan dengan maksimal. Otomatis, pedagang tidak lagi berjualan di pingir jalan. “Jadi, semua pedagang sudah berjualan di tempat yang sudah ada. Itu pasar anggaran APBD dan APBN, ” ucapnya.

Keberadaanya, menurut Syaiful, harus mampu menjadi penggerak perekonomian masyarakat. Sehingga, perekonomian akan bertumpu di pasar Tradisional ini. “Maka kami terus memaksimalkan revitalisasi pasar, agar pasar tradisional terus berkembang, ” tuturnya.

Hanya saja, terang dia, tempat yang tersedia masih menggunakan sistem sewa dengan pola retribusi. “Ya, itu nanti akan ditarik retribusi sesuai dengan mekanisme dan aturan yang berlaku, ” tukasnya. (nz/yt)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.