Madurazone.co, Sumenep – Aktifis yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Melawan Korupsi (Gramsi) menggelar aksi ke kantor pemkab Sumenep, Madura, Jawa Timur, Rabu (19/10/2016). Mereka mempertanyakan realisasi dana bagi hasil (DBH) migas dari perusahaan.
Sejumlah aktifis melakukan orasi di depan kantor bupati Sumenep. Mereka mengecam bupati yang tidak jelas dalam mengelola DBH Migas. Mereka membawa sejumlah poster, yang salah satunya bertuliskan Kandangkan Mafia Migas di Sumenep. Setelah puas berorasi mereka melakukan aksi solat gaib.
“Kami mempertanyakan DBH Migas yang mengalir dari dua perusahaan yang susah melakukan ekploitasi di perairan Sumenep. Yakni, PT KEI di Pagerungan Besar, dan PT Santos di Giligenting,” kata Imam, Korlap Aksi.
Bayangkan, sambung dia, PT KEI menghasilkan minyak mentah 1500 barel per hari. Untuk Santos menghasilkan gas 100 juta kubik per hari. “Dengan penghasilan itu, harusnya DBH juga besar. Namun, nyatanya masih banyak warga terdampak yang miskin. Lalu, kemana DBH itu,” katanya.
Ini menandakan, jika masalah migas banyak permainan dan mafia. Makanya, bupati harus bertanggung jawab untuk masalah migas ini. “Kandangkan Mafia Migas di Sumenep ini. Biar masyarakat sejahtera. Kelayakan kita Dikeruk, tapi tak membawa manfaat buat apa?,” ucapnya.
Setelah itu, mereka langsung melakukan audensi di aula pemkab Sumenep. Mereka ditemui wakil bupati Achmad Fauzi, sekdakab Hadi Soetarto dan Kepala ESDM Abd. Kahir. (yas/red)