Madurazone. SUMENEP – Plt Bupati Sumenep Dewi Khalifah mengajak masyarakat untuk tidak pernah melupakan jejak sejarah. Sebab, banyak nilai yang ditinggalkan para pendahulu sejak masa kerajaan dengan pemimpin adipati.
Keberadaan mengenang sejarah itu sebagai bentuk kebanggaan kepada pemimpin masa lalu. Utamanya, dalam berkolaborasi dalam membangun Sumenep. Sehingga, tercipta keguyuban, kelompokan dan gotong royog semua pelaku pembangunan.
“Jadi, butuh sinergitas dan kolaborasi antar seluruh pelaku pembangunan di Kabupaten Sumenep merupakan hal yang mutlak, untuk bekerja secara gotong royong, dengan kebersamaan dan kekompakan,” kata Ny Eva, panggilan akrab Dewi Khalifah.
Sumenep selama dipimpin 35 Raja dan 16 Bupati tentu saja tidak bisa membandingkan dan mengukur tantangan dan prestasi yang diraih para pendahulu dengan kondisi saat ini.
“Yang jelas, para pemimpin itu berkomitmen untuk memajukan dan memakmurkan Kabupaten Sumenep, sehingga semangat itulah yang harus menginspirasi semua elemen masyarakat, agar mampu meneruskan cita-cita para pendahulunya dengan karya terbaiknya,” terangnya.
Yang jelas, menurut Dewi Khalifah, dengan sejarah juga dituntut untuk meneladani dan menghormati para pendahulu. Sebab, terdapat nilai baik, nilai karakter, nilai religius dan nilai pembangunan. Jadi, semuanya sudah tersirat di dalamnya.
Pernyataan Plt Bupati Sumenep Dewi Khalifah itu disampaikan dalam prosesi penobatan Arya Wiraraja sebagai adipati pada Minggu (27/10/2024). Itu salah kegiatan dalam rangka hari jadi Kabuapeten Sumenep ke 755.
Prosesi penobatan berlangsung di depan lapangan Giling dirangkai dengan Kirab Budaya bertajuk Ke’ Rangke’ Kakonengan. Prosesi diawali dengan penyerahan Pataka dari Arya Wiraraja kepada Plt Bupati Sumenep, Dewi Khalifah. Penyerahan Pataka tersebut berarti penyerahan kekuasaan dan harapan rakyat kepada pemimpin atau Bupati Sumenep.
Dengan kegiatan itu diharapkan mampu merekatkan nilai budaya. Dan, bisa merekatkan, memelihara dan melestarikan budaya. Sehingga, meniru spirit perjuangan yang dimiliki para pendahulu. (Nz/yt)