Madurazone, SUMENEP – Masih maraknya kekerasan terhadap anak menjadi atensi Kepala Bidang Pembinaan Ketenagaan Dinas Pendidikan (Disdik) Sumenep, Madura, Jawa Timur Akhmad Fairusi. Sebab, tindakan tersebut bertentangan dengan nilai kesetaraan.
Sehingga, Akhmad Fairusi turun ke sejumlah sekolah untuk melakukan sosialisasi, utamanya berkaiatan dengan sekolah Responsif Gender. Bersama K3S (Kelompok Kerja Kepala Sekolah), melakukan sosialisasi di Kecamatan Ambunten. Bahkan, program tersebut menjadi perioritas.
Kabid Pemibinaan Ketenagaan Akhmad Fairusi menjelaskan, program sekolah responsif gender itu bukan sekadar seremonial belaka, melainkan harus dijalankan dari tingkat PAUD/TK, SD dan SMP. “Ini bukan hanya sekadar main-main saja, harus dilaksanakan,” katanya kepada wartawan.
Setidaknya, sambung dia, dengan program tersebut diharapkan mampu mencegah terjadinya kekerasan pada anak, baik fisik maupun psikis. Termasuk perundungan pada anak. “Kami tidak ingin ada permasalahan yang menimpak anak didik,” ujarnya.
Pihaknya juga bersyukur karena program itu didukung Pengawas dan K3S Kecamatan Ambunten karena mempercepat Bimtek Sekolah Responsif Gender di Kecamatan Ambunten. Bahkan, gelaran bimtek itu akan dilaksanakan pada minggu ke 4 bulan September ini.
“Bersyukur karena punya ikhtiar memassifkan gerakan sekolah responsif gender itu,” tuturnya.
Fairus menambahkan, sebagai Kabupaten pelopor sekolah responsif gender, maka sekolah harus mampu melaksanakan dengan baik, sehingga mampu memberikan azas manfaat kepada anak didik. “Dengan begitu anak didik kita terhindar dari kekerasan dan perundungan,” ungkapnya. (nz/yt)