Dewan Pertanyakan Kelanjutan Pembangunan Dermaga Gili Iyang

  • Whatsapp

Madurazone. SUMENEP – Pekerjaan proyek jembatan Pulau Gili Iyang, Kecamatan Dungkek, senilai Rp 15 miliar hingga saat ini diperkirakan masih dibiarkan mangkrak. Sebab, belum ada pekerjaan lanjutan dalam proyek melalui dana hibah Provinsi ini.

Sayangnya, hingga saat ini belum juga dipastikan pekerjaanya lagi. Padahal, jembatan ini sangat dinanti dan diharapkan oleh masyarakat setempat. Proyek ini dibangun melalui dan hibah pemerintah provinsi (Pemprov Jatim) senilai Rp 15 miliar hanya bertahan seumur jagung. Proyek 2019 tidak sampai tuntas hingga 100 persen, lantaran kontraktor pelaksana atau rekanan diputus kontrak, melewati masa pekerjanaan yang ditentukan oleh pemeritah.

Muat Lebih

”Sangat aneh bagi kami, pekerjaan proyek dengan anggaran yang cukup fantastis malah dibiarkan mangkrak sampai detik ini. Setelah rekanan diputus kontrak ternyata tidak ada kelanjuutan program ini. Padahal, jembatan ini sangat dinanti oleh masyarakat. Sebab, azas manfaatnya dinilai cukup besar bagi warga sekitar. Jadi, bagi kami sangat aneh, mengapa masih terkesan dibiarkan sampai detik ini. Pembangunan tidak berkesinambungan,” kata anggota komisi III H. Latib.

Seharusnya, sambung dia, pada 2020 ini ada anggaran kelanjutan pembangunan itu. Biar pembangunan yang sudah berlangsung –meski ambruk- itu bisa dilanjutkan, dan tidak menjadi mubazir keberadaanya. ”Kalau begitu, tidak ada pembangunan lanjutan, maka bisa dipastikan tidak bisa digunakan apapapun, terrmasuk bersandar untuk perahu. Jadi, sangat disayangkan jika kerusakan itu tak diperbaiki, pembangunan tidak dilanjutkan, maka proyek itu menjadi tidak bermanfaat,” tuturnya.

Untuk itu, pihaknya meminta kepada instansi terkat dalam hal ini Dinas Perhubungan (Dishub) untuk mengalokasi anggaran kembali untuk kelanjutan pembangunan jembatan atau dermaga di Pulau Gili Iyang. Anehnya, pekerjaan yang Gili Iyang ini belum selesai, malah menggarap yang dermaga di Dungkek. ”Mengapa tidak diselesaikan satu-satu. Kami tidak ingin ada pekerjaan proyek yang selesai setengah lalu ditinggalkan. Jadi, semua kegiatan itu harus dipastikan selesai 100 persen. Sehingga, outcomenya menjadi jelas,” ungkapnya dengan nada kesal. (nz/yt)

Pos terkait