Program KF di Sumenep Diduga Tidak Tepat Sasaran

  • Whatsapp

SUMENEP – Realisasi keaksaraan fungsional (KF) 2015 di Sumenep, Madura, Jawa Timur diduga tidak tepat sasaran. Itu lantaran warga belajar ada yang sudah bisa baca dengan bukti Ijazah, anehnya ada yang sudah berstatus sarjana.

Hal itu diungkapkan anggota dewan pendidikan kabupaten (DPKS) Sumenep, Firdaus. Kenyataan itu salah satunya terjadi di Desa Dalemen, Payudan Guluk-Guluk. “Masak sudah bisa baca masih dimasukkan warga belajar KF,” katanya kepada madurazone.com.

Muat Lebih

Menurut Firdaus, di Gapura juga ada yang sudah punya Ijazah sarjana. “Ini menandakan kalau verifikasi untuk warga belajar tidak dilakukan disdik. Sehingga, menjadi tidak tepat sasaran. Akhirnya, program menjadi sia-sia,” ucapnya nada santai.

Dengan begitu, sambung dia, program KF yang didanai APBD Jatim dan APBN itu tentu mubazir dan hanya buang-buang anggaran. “Makanya, tidak salah jika angka buta aksara di Sumenep masih tinggi. Program pengentasannya dari KF ini tidak tepat sasaran,” ujarnya.

Tahun 2015 ini, Sumenep mendapatkan kucuran dana sebesar Rp 1,8 miliyar melalui APBD Jatim dan APBN. Dengan jumlah sasaran warga belajar sekitar 5000 orang. Saat ini program tersebut masih berlangsung.

Kabid Pendidikan Luar Sekolah (PLS), Misbahul Munir menjelaskan, data peserta KF merupakan hasil sensus pendidikan 2010 lalu. “Namun, jika dibilang tidak tepat sasaran sangat tidak masuk akal. Silahkan bawa ke sini datanya, sasarannya semuanya buta aksara. Pasti akan diberi sanksi,” ungkapnya. (yt).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.