Kuota Pupuk Subsidi di Sumenep Menyusut, Petani Diminta Tak Panik

  • Whatsapp

Madurazone. SUMENEP – Kuota pupuk bersubsidi untuk Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur untuk 2020 dipastikan menyusut. Tak tanggung-tanggung, kuota pupuk untuk Kabupaten ujung Timur Pulau Madura ini berkurang hingga 50 persen.

Untuk pupuk subsidi jenis Urea mendapatkan 553.546 ton dari sebelumnya 1.066.044 ton, atau turun 51,93 persen. Sementara untuk SP 36 mendapatkan jatah 66.123 ton dari tahun sebelumnya 2019 sebesar 142.880 ton atau turun 46,28 persen. Kemudian untuk pupuk ZA memperoleh 186.766 ton dari sebelumnya 480.250 ton, turun sekitar 38,89 persen.

Muat Lebih

Selanjutnya untuk pupuk jenis NPK mendapatkan jatah 437.809 ton dari 590.710 ton. Lalu, untuk pupuk organik saat ini mendapatkan 105.350 ton, sementara tahun 2019 lalu mendapatkan jatah sekitar 506.400. Kabarnya, penurunan itu berlaku hampir menyeluruh seluruh Jawa Timur.

Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (Dispertahortbun) Sumenep Arif Firmanto membenarkan adanya pengurangan jatah pupuk di Sumenep. Namun, pengurangan jumlah itu berlaku di Jawa Timur. “Tak hanya di Sumenep. Memang untuk wilayah Jatim mengurang hingga 48,44 persen,” ujarnya kepada media ini.

Meski ada pengurangan, sambung dia, masyarakat tidak perlu panik. Sebab, kebutuhan akan pupuk dimungkinkan mencukupi, lantaran untuk saat ini sudah tidak cukup besar. “Masa tanam saat ini kan sudah diusia 35 hari ke atas, jadi kebutuhan pupuk tak terlalu tinggi. Intinya, masyarakat tidak panik,” ungkapnya.

Arif mengungkapkan, pihaknya juga sudah berupaya maksimal untuk mengusulkan penambahan pupuk. Hal itu disampaikan saat rapat di kantor Gubernur beberapa waktu lalu. “Semua perwakilan kabupaten di Jatim menginginkan penambahan pupuk. Apalagi, jatim masuk kategori lumbung pangan. Ya, minimal sama dengan tahun 2019 lalu,” ujarnya.

Intinya, terang dia, pihaknya sudah berupaya maksimal untuk pemenuhan pupuk bersubsidi ini. Namun, tak ada penambahan hendaknya bisa bijak dalam hal pemupukan. “Salah satunya bisa menggunakan pupuk organik, atau pupuk non subsidi. Intinya, pemerintah tetap berupaya maksimal agar ditambah,” pungkasnya. (nz/yt)

Pos terkait